Senin, 04 April 2011

DONGENG NABI ADAM

Dalam agama-agama samawi, selalu ada cerita tentang nabi Adam. Hampir semua orang tahu siapa pasangan Adam dan Hawa dan bagaimana cerita hidup mereka. Mereka dianggap sebagai manusia pertama yang diciptakan Tuhan dank arena dosa mereka karena melanggar perintah Tuhan untuk tidak makan buah terlarang, maka mereka dibuang dari surga yang penuh dengan kebahagiaan, ke dunia dan harus menjalani kehidupan yang penuh derita.

Dongeng ini sudah menjadi sebuah standar awal dari ajaran agama. Dalam Kristen, dosa-dosa mereka (Adam dan Hawa) dianggap sebagai dosa asal yang menurun pada setiap manusia yang hidup masa kini, sehingga harus ditebus melalui kematian Yesus Kristus. Namun dongeng ini menjadi dongeng semata, bahkan seolah terpisah dari kehidupan sehari-hari karena rentang waktu yang sedemikian panjang.

Peserta pada malam Jumat Kliwonan bulan lalu sempat membahas dongeng ini ketika sedang dibicarakan dogma-dogma agama termasuk masa penciptaan dalam kitab Kejadian. Salah seorang peserta menginterpretasikan dongeng nabi Adam sebagai proses kelahiran manusia.

Pada saat bayi dikandung di dalam gua garba ibundanya, maka semua kebutuhan hidupnya dipenuhi. Seorang bayi hanya mempunyai hubungan antara dirinya dan bundanya, surganya, bahkan Tuhannya. Tidak ada penderitaan yang dirasakannya. Yang ada adalah kelimpahan makanan rohani dan jasmani. Semesta yang penuh kasih. Perlindungan sempurna dari sebuah semesta yang tidak terpengaruh oleh eksisternsi luar lainnya, Sebuah kondisi yang serupa surga yang selalu menjadi idaman setiap manusia. Hubungan antara bayi dan dunia “luar”nya adalah dia dan semesta, dan disitu dia manunggal dengan semestanya, dengan surganya, dengan energi kasih.

Surga yang tidak tidak seperti konsep manusia dewasa, surga yang dikotori oleh pikiran2 mesum lelaki dewasa yang berorientasi kepada kenikmatan seksual yang kemudian diolah menjadi fantasi berupa kegiatan transenden. Misalnya, seorang lelaki yang masuk surga akan dilayani oleh 70 bidadari yang selalu kembali menjadi perawan setelah berhubungan seksual. Si lelaki juga mempunyai kekuatan 70 orang lelaki muda perkasa yang akan sanggup memuaskan ke 70 bidadari satu demi satu. Gambaran surga yang mesum, diskriminatif secara seksual dan membodohkan.

Begitu bayi dilahirkan, maka dia masuk dalam dunia yang penuh derita. Dunia yang penuh dengan pikiran-pikiran ego dari manusia lain yang saling mempengaruhi, dan semesta yang sama sekali lain dari semestanya yang dalam rahim ibunya. Dia keluar dari surganya, keluar dari semesta yang bebas derita, masuk ke semesta yang penuh derita.

Itulah aktualitas cerita nabi Adam sampai saat ini.


Salam,
Agus Widianto