Kamis, 27 November 2008

Hari yang istimewa

Pagi ini ada sebuah lokakarya di sebuah hotel berbintang lima yang aku ikuti. Tiba-tiba ada sms masuk "maaf baru membalas. boleh tau ini siapa?" hatiku tersenyum.

Dua hari sebelumnya tanpa direncanakan aku berhasil mendapatkan nomor HP seorang teman lamaku, seseorang yang dulu pernah kucintai, dan sampai sekarangpun masih ada sebagian hatiku yang ditempatinya. Barulah hari ini ada kesempatan untuk mendapatkan balasan sms yang kukirimkan kemarin.

Adakah sesuatu yang tidak berubah dalam hidup ini? Pertanyaan itu lalu muncul ketika aku bercakap dengannya. Sebuah percakapan yang bagiku seolah membalik semua putaran waktu kembali ke tigapuluh tahun lalu, ketika aku mencintainya. Sebuah percakapan yang membongkar laci-laci ingatan dan mengaduk-aduk kembali semua isinya. Aku sejenak berada pada sebuah kondisi yang tidak kusadari sepenuhnya, namun sangat menyenangkan.

Dia sudah berkeluarga, demikian pula halnya dengan diriku. Peristiwa bersamanya-pun sudah jauh terjadi tigapuluh tahun lalu. Namun aku menyadari bahwa sebuah rasa yang teramat dalam berada di relung batin, tidak dapat dengan mudah berubah, oleh waktu, oleh situasi, oleh stimuli. Rasa yang ketika muncul kepermukaan sebagai sebuah kesadaran, memberikan kenyamanan meski sejenak. Rasa yang seringkali dirindukan oleh hampir semua manusia. Inikah yang mereka sebut sebagai cinta? Energi yang terkungkung dalam sudut hati, yang sering kita genggam agar tidak lepas, karena memberikan rasa nyaman.

Kubiarkan energi itu mengalir dalam diriku, namun aku sadari bahwa aku harus tetap menjaga kesadaran batinku, agar kekuatan energi itu tidak menghanyutkanku ...

Sebuah usaha yang tidak mudah.


Jakarta, 27 November 2008

Tidak ada komentar: