Jumat, 15 Oktober 2010

Rindu

Rasa rindu itu datang menyergap sejak semalam. Dalam meditasi malamku, kuamati dan kusadari rasa yang aneh ini. Pagi ini intensitasnya sudah jauh mengendur, tinggal sayup seolah melambai mengucapkan selamat tinggal.

Namun, dari mana rasa rindu itu muncul, sehingga bisa datang tiba-tiba?

Dari apa rasa rindu itu terbentuk, sehingga mampu menggumpal dan menyesakkan dada?

Mengapa kita merindukan seseorang, sesuatu, semasa?

Rindu adalah sebuah rasa yang seolah kosong dan menginginkan isi dari sumber lain untuk memenuhinya. Sering kurasa dia seolah ada tapi tidak lengkap dan menginginkan bagian lain untuk membuatnya utuh. Sebuah rasa yang kerontang dan menanti setetes air dari luar untuk membasahinya. Sebuah penantian, sebentuk keinginan, segenggam harapan, barangkali sebuah derita ..

Benarkah sebuah kerinduan akan selalu terpuaskan oleh energi luar yang diinginkannya untuk mengisi kekosongan ruang batinnya? Benarkah kerinduan hanya berakhir dengan kesenangan sesaat - rasa penuh, nyaman, nikmat? Benarkah pikiran betul-betul akan lebih penuh setelah kerinduan sembuh?

Benarkah obat derita dalam pikiran harus berasal dari kekuatan luar diriku? Ataukah sebenarnya aku sendiri yang menciptakan kekuatan luar untuk menyembuhkan derita dalam batinku? Jika derita itu kuciptakan sendiri, bukankah lebih mudah untuk menyembuhkannya dengan tidak menciptakannya?

Aku masih duduk di coffee shop sebuah hotel di kota itu.

Kupandangi bekas hujan tadi pagi di dedaunan di halaman hotel ini. Adakah kerinduan di pepohonan itu, yang mereka ciptakan sendiri? Atau baginya, kerinduan bukan untuk sebuah kesenangan, tapi sungguh sebuah garis antara hidup dan mati .. ketika mereka merindukan hujan seperti pagi tadi. Aku yakin, kerinduannya sudah terpuaskan dan kehidupannya sudah kembali.

Aku ragu, bahwa kerinduanku padanya sebesar makna hidup dan mati.

Kubiarkan dia melambai pergi ..



kedatonhabissarapan
16oktober2010

Tidak ada komentar: