Kamis, 25 Maret 2010

Tuhan dan Manusia

Dalam sebuah pembicaraan, pernah aku bertanya kepada kawanku, benarkah bahwa Tuhan itu berada di luar manusia. Misalnya, saya ini adalah makhluk ciptaannya, dan dia ada di sana, di langit, bertahta di surga di atas sana.

Dia menjawab dengan sebuah pertanyaan juga, apakah bisa manusia hidup di luar Tuhan? Kalau begitu, seolah ada dua entitas berlainan: Tuhan yang menciptakan saya, dan saya yang diciptakannya. Hubungan yang ada hanya dia yang mencipta dan saya sebagai obyek ciptaannya. Dua individu yang berbeda, terpisah secara fungsi. Bisakah saya hidup di luar Tuhan?

Pertanyaannya menarik. Bisakah aku hidup di luar Tuhanku? Betapa sombongnya diriku bahwa aku bisa hidup tanpa Tuhan?

Ataukah kebalikannya, sebuah ide bahwa Tuhan berada dalam diriku. Tuhan tidak di sana menciptakan aku, tapi keberadaanku adalah keberadaannya, keberadaannya termanifestasikan sebagai keberadaanku. Aku adalah perwujudan Tuhan, aku adalah citra Tuhan yang maujud. Keberadaan Tuhan bukan dimana-mana, karena dialah sang maha ada. Dialah yang meng-ada. Dia-lah ada itu sendiri. Tidak perlu mencari bukti tentang keberadaan Tuhan selain memahami tentang yang ada, yang maujud maupun yang tidak tercerap oleh kemampuan spektrum mata kita.

Jika kau melihatku, kau melihat Tuhan. Jika aku melihatmu, aku melihat Tuhan.



malam Jumat pon
aguswidianto

Tidak ada komentar: