Sabtu, 27 Maret 2010

Sebab sebuah keberadaan

"Bolehkah saya menanyakan sesuatu yang saya rasa penting dalam hidup ini?"

Email itu datang dari kawanku dan langsung aku jawab, "Silahkan, mudah2an bisa menjawabnya". Lalu lanjutnya," .. apakah segala sesuatu yang ada ini ada karena ada sebab?" Wah, jawabku, pertanyaannya berat dan belum tentu aku bisa menjawabnya.

Lalu kucoba jelaskan, bahwa pertanyaan itu sudah banyak sekali dilontarkan dan diperdebatkan. Misalnya bahwa orang2 bertuhan menganggap segala yang ada karena diciptakanNya. Ada proses ex-nihilo, dari ketiadaan timbul keberadaan. Orang dari aliran lain menganggap bahwa segala sesuatu ada karena lahir dari kondisi sebelumnya. Ada denyut kehidupan, baik yang terjadi dalam waktu nano detik maupun milyar tahun seperti planet yang hidup, berkembang, kontraksi dan mati, meledak, hidup, ekspansi, dan seterusnya. Ada juga yang menganggap bahwa ada itu tidak perlu ada sebab, ada ya ada.

Aku lebih nyaman menganggap ada adalah ada. Tuhan adalah Hyang Maha Ada, karena tidak ada yang mengada tanpa Ada itu sendiri. Karena begitu kita hanya mensyukuri Hyang Ada, kita akan menyadari setiap detik eksistensi kita. Kita tidak akan terkungkung dalam konsep tentang penciptaan, tentang hidup kita milik Pencipta dan bukan milik kita, tentang harus berbaik-baik dan menyembah pada yang memberi keberadaan kita, harus takut, harus ini, harus itu ... karena keberadaan kita bukanlah milik kita dan hidup ini ditentukan oleh yang berkuasa, Tuhan. Dia adalah bos kehidupan, dan agar kita diberi hidup yang baik, haruslah berbaik-baik kepada bos. Perbanyak doa, perbanyak amal ibadah, biar bos senang dan bulan depan naik gaji.

Menurutku pola hubungan dengan Pencipta dalam hirarki seperti itu merupakan pandangan primitif. Lalu timbullah dewa-dewa dan akhirnya timbullah Tuhan.

Aku menikmati dan mensyukuri keberadaanku saat ini dalam kehidupan sekarang ini. Kehidupan yang meng-ada, dalam hubungan yang bersifat satu dengan segalanya. Apa yang aku pikirkan dan lakukan akan mempunyai dampak kepada segala sesuatu di semesta ini, sehingga aku perlu menjaga keberadaan semesta dan segala isinya dengan sebaik-baik aku bisa pikirkan dan lakukan.

Adakah sebab yang menjadikan keberadaan ini? Kalaupun ada, aku syukuri. Kalaupun tidak ada, tidak menjadi soal bagiku.



salam,
28 Maret 2010

Tidak ada komentar: